Kamis, 01 Maret 2012

RAHASIA BULAN MUHARAM DAN KESUKSESAN PARA NABI

Oleh M. Nuril Syafaul Karim, S.Pd.

RAHASIA BULAN RAMADHAN

Salah satu tanda kebesaran Allah adalah penetapan hitungan setahun menjadi dua belas bulan. Hal ini diabadikan di dalam Al-Quran Surat At-Taubah: 36,

ان عدة الشهور عندالله اثنا عشر شهرا في كتاب الله يوم خلق السماوات والارض منها اربعة حرم. دلك الدين القيم.

“Sesuangguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia). Itulah ketetapan agama yang lurus.”

Dua belas bulan yang dimaksud di sini adalah Muharam, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Ula, Jumadil Akhir, Rojab, Sya’ban, Ramadhan, Dzulqo’dah, dan Dzulhijah. Itulah yang dimaksud dengan bulan-bulan dalam Islam, dan dikategorikan dalam tahun Hijriyah. Berbeda lagi bulan-bulan yang ditetapkan oleh masyarakat awam, meski jumlahnya sama: dua belas bulan, yaitu: Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember. Hal itu dikategorikan dalam tahun Masehi. Pendek kata, tahun Hijriyah dibuat dan ditetapkan oleh umat Islam, sedangkan tahun Masehi dibuat dan ditetapkan oleh umat di luar Islam.

Antara tahun Hiriyah dengan tahun Masehi pun berbeda jumlahnya. Ada empat bulan yang hurum (mulia), yaitu: Muharam, Rajab, Dzulqo’dah, dan Dzulhijjah. Rojab dikatakan mulia karena pada bulan tersebut ada agenda besar, yakni pelaksanaan Umroh oleh sebagian besar umat Islam yang berada di kawasan timur tengah, dan umat Islam sedunia pada umumnya. Bulan Dzulqo’dah dikatakan mulia karena bulan tersebut umat Islam di seluruh penjuru dunia sedang menyiapkan keberangkatannya ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Kemudian, bulan Dzulhijjah dikatakan mulia karena bulan tersebut umat Islam dari segala penjuru dunia berkumpul di Mekah—Madinah untuk melaksanakan ibadah haji, rukun Islam nomor lima. (Membaca dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, membayar zakat, melaksanakan puasa di bulan ramadhan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu). Lantas, mengapa bulan Muharam dikatakan sebagai bulan yang mulia? Inilah yang perlu kita ulas bersama-sama.

Kita tahu bahwa bulan yang paling mulia adalah bulan Ramadhan, bulan keberkahan, bulan diterimanya semua amal, dan dihapuskannya semua dosa, bulan dikabulkannya semua doa, bulan diturunkannya kitab suci Al-Quran, bulan yang terdapat satu malam yang melebihi 1000 bulan. Pendek kata, semua umat Islam tahu bahwa bulan Ramadhan adalah bulan paling mulia.

Penyebutan empat bulan mulia sebagaimana telah dibacakan dalam Al-Quran Surat At-Taubah: 36 di atas adalah adanya peristiwa/amalan yang luar biasa. Ibadah haji dan umroh adalah amalan yang luar biasa: harus kaya, harus tahu syarat rukunnya, harus kuat fisik dan rohaninya, harus ikhlas dalam menjalankannya. Sekali lagi, peristiwa/amalan luar biasa tersebut ada pada bulan Rojab, Dzulqo’dah, dan Dzulhijjah. Peristiwa luar biasa juga terdapat pada bulan Muharam, dan ini yang menjadi dasar mengapa bulan Muharam dikatakan sebagai bulan mulia.

Pertama, diterima tobatnya Nabi Adam a.s. dan Ibunda Hawa. Adam adalah manusia yang lahir tanpa ayah dan ibu, sedangkan Hawa adalah manusia yang lahir tanpa seorang ibu. Hawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam a.s. Keduanya smula berada di dalam surga, dapat menikmati seluruh keindahan, kesejahteraan, kemakmuran, dan kedamaian. Akan tetapi, Adam dan Hawa mempunyai kesalahan besar, yang menyebabkan keduanya mendapatkan ganjaran setimpal dari Allah SWT.

Allah melarang keduanya mendekati buah Khuldi, buah keabadian/kekekalan. Hal ini diabadikan di dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah: 35,

وكلنا يا ادم اسكن انت وزوجك الجنة وكلا منها رغدا حيث شئتما ولا تقربا هده الشجرة فتكونا من الظالمين.

“Kami berfirman,”Hai Adam, diamilah bersama istrimu di Surga ini, dan makanlah beberapa makanan yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai. Dan janganlah kamu dekati pohon Khuldi ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” QS. Al-Baqarah: 35.

Mendengar ayat tersebut, Iblis serta merta menggoda Adam dan Hawa. Emang, dulu sebelum terjadinya peristiwa Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi, posisi Iblis masih sejajar dengan Malaikat. Kala itu nama Iblis adalah Azazil. Bahkan, tempatnya Iblis juga berada di Surga. Menjadi Makhluk Allah yang paling taat waktu itu. Mendengar ayat-ayat suci dari Allah, Iblis tidak merasa risih atau kepanasan istilah sekarang ini. Akan tetapi, berkembangnya zaman, Iblis saat ini sangat tidak suka atas ayat-ayat suci Al-Quran. Makanya, kalau ada Mahasiswa yang kesurupan, langsung saja ambil air wudlu, terus bacakan ayat suci Al-Quran, Insya Allah akan segara ... segara selesai cerita itu, maksudnya segara sadar kembali.

Kembali ke topik awal. Iblis bersama bala tentaranya membuat siasat/semacam RPP bahasa sekarang ini. Rencana Pelaksanaan Perayuan. Jadi, Iblis sudah ramai-ramainya membicarakan dan merencanakan agar Adam beserta Hawa bisa memakan buah Khuldi, buah yang dilarrang untuk dimakan oleh Allah. Apa sih buah Khuldi itu? Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Thoha: 120,

فوسوس اليه الشيطان قال يا ادم هل ادلك على شجرةالخلد وملك لايبلى.

“Kemudian Setan membisikkan pikiran jahat kepadanya dengan berkata,”Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepada kamu pohon Khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”

Begitu pula pada QS. Al-A’raf: 20,

وقال ما نهاكما ربكما عن هده الشجرة الا ان تكونا ملكين اوتكونا من الخالدين.

“Stan berkata, “Tuhanmu (Allah) tidak melarangmu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam Surga).”

Inilah tabiat kita sebagai manusia dirayu oleh Iblis. Tabiat yang ingin hidup kekal di dalam kesenangan. Akan tetapi, hal itu dinyatakan oleh Adam dan Hawa, yakni Adam dan Hawa terkena rayuan Iblis. Itu artinya, RPP Iblis berhasil. Dan akibatnya Iblis dan Hawa mendapatkan cobaan dari Allah, antara lain: dicerca oleh Allah (QS. Al-A’raf: 22), dibuka aib/auratnya (QS. Thoha: 121)

فاْكلا منها فبدت لهما سواتهما وطفقا يخصفان عليهما من ورق الجنة وعصى ادم ربه فغوى.

“Keduanya memakan dari buah pohon itu. Lalu tampaklah bagi keduanya, aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun yang ada di Surga. Durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.”

Selain itu, cobaan lainnya adalah diubah warna kulitnya. Dan Allah masih menyisakan warna kulit Adam dan Hawa kepada kita, yaitu pada warna kulit kuku, kecuali yang dipitek/warna. Itulah warna kulit Nabi Adam dan Hawa, tampak bercahaya. Kalau kita menggosok-nggosok kuku kita dengan serpihan keramik atau sejenisnya, bisa-bisa akan bertambah menawan. Betul apa betul?

Khusus untuk Hawa, Allah mengujinya dengan haid setiap bulan. Betul? Berat saat mengandung anak. Betul? Warisannya setengah dari bagian laki-laki. Betul? Punya iddah, yaitu tenggang waktu menikah setelah cerai. Betul? Berbeda dengan kaum Adam. Baru saja ditinggal istrinya, langsung lirak-lirik. Betul? Alhamdulillah. Tidak punya hak cerai, hanya punya hak menggugat. Betul? Tetapi, zaman sekarang ini lain. Istri bisa menceraikan suami dengan cara yang sangat halus, yakni pergi keluar negeri tanpa kembali dengan dalih mencari rezeki. Hmmm.... kemudian, tidak diangkat menjadi nabi? Betul? Seluruh Nabi pasti berasal dari kaum Adam. Yang terakhir, di bawah pimpinan laki-laki. Betul apa betul? Betul apa betul? Akan tetapi, hal ini bisa dibuktikan oleh Jurusan bahasa kita, eeeeh bahasa Asing/bahasa Inggris maksud saya bahwa laki-laki bisa dibawahi oleh perempuan. Maksudnya, Kajur bahasa Inggris adalah perempuan, Bu Pungki. Hehehe, betul??? Hal itu artinya laki-laki bisa di bawah pimpinan perempuan.

Berbeda lagi kalau Jurusan bahasa Indonesia. Perempuan di bawah pimpinan laki-laki. Kebetulan, Kajur JBSI adalah Bapak Suyatno, yang menunjukkan laki-laki. Betul? Bentar-bentar.... (diam) ada kesalahan berbahasa secara semantik. Kebetulan kajur JBSI adalah Bapak Suyatno yang menunjukkan laki-laki. Maaf, tidak kebetulan, tetapi melalui proses yang panjang. Dan menunjukkan laki-laki bahwa Bapak Suyatno adalah seorang... dari kaum Adam. Tepok tangan untuk Jurusan bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan Jurusan lainnya yang belum sempat disebutkan... prok prok prok...

Dan, cobaan terakhir adalah dipisahkannya antara Adam dengan Hawa. Yang semula berdua kesana kemari di dalam Surga. Pasca itu, keduanya diturunkan ke Bumi dan posisinya pun berpisah. Adam berada di Jedah/Mekah, sedangkan Hawa berada di Hindia. Keduanya merasa kesepian. Sekian lamanya, Adam menyesali perbuatannya. Untuk menghiburnya, Adam diberi doa oleh Allah: doa ini sering dijadikan pujian dalam Masjid, Mushola, Surau, atau kos bagi yang ngekos, apa itu?

ربنا ظلمنا انفسنا وان لم تغفرلنا وترحمنا لنكوننا من الخاسرين.

“Ya Tuhan kami, kami telah berbuat zalim terhadap diri kami sendiri. Jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”

Akhirnya, Allah Yang Maha Rahman Rahim (kasih sayang) mengampuni dosa-dosa keduanya. Kemudian, mempertemukan keduanya di Arafah. Dan di situlah keduanya memulai kehidupan baru, di muka bumi, sampai melahirkan sekian banyaknya manusia, di antaranya adalah kita.

Itulah salah satu peristiwa luar biasa, yakni Allah mengampuni dosa-dosa yang diperbuat oleh Nabi Adam dan Ibunda Hawa. Ada lagi: Allah mendaratkan kapanya nabi Nuh a.s. di Jabal Jud. Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api. Allah menciptakan surga, neraka, langit, dan bumi pada bulan Muharam. Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kekejaman Firaun. Allah membinasakan Firaun. Allah menerima amalan orang yahudi yang memberi sedekah kepada fakir miskin, soalnya yahudi ikhlas dan di akhir hidupnya Yahudi masuk Islam. Kemudian, Allah membebaskan Nabi Yunus a.s. dari ikan Nun karena Nabi Yunus a.s.

Nabi Yunus a.s. juga pernah hampir putus asa. Beliau meminta kepada Allah agar azab Allah disegerakan kepada kaumnya yang membangkang. Kemudian, setelah 40 hari yang dijanjikan Allah, azab tersebut turun. Akan tetapi, azab Allah dicabut lantaran ada sebagian kaumnya yang bertobat kepada Allah.

Nabi Yunus a.s. bersama pengikutnya meninggalkan negeri yang sedang diazab Allah. Di tengah-tengah lautan, Nabi Yunus a.s. punya firasat bahwa ombak laut akan menenggelamkan salah satu dari penumpang, dan itu adalah Nabi Yunus a.s. Semua penumpang tidak percaya kalau Nabi Yunus a.s. orang yang saleh akan ditelan ombak. Akhirnya diadakan undian. Dan benar. Yang keluar selalu nama Yunus dalam tiga kali kopyokan. Terus, Yunus menceburkan dirinya ke laut. Belum sampai menyentuh air, Ikan Nun sudah siap menelan. Yunus berada di dalam perut ikan Nun selama 40 hari-40 malam. Waktu yang tidak sedikit. Di dalam perut ikan tersebut, Yunus bertasbih, bertahmid, bertahlil, dan bertakbir kepada Allah. (baca Subhanallah... ila akhirihi)

Allah membebaskannya pada bulan Muharam. Dan Yusuf a.s. mendapatkan nasehat dari Allah bahwa seorang Nabi tidak boleh meninggalkan kaumnya, tidak boleh berputus asa, apalagi mendoakan yang tidak baik kepada kaumnya. Seketika itu juga, Nabi Yusuf a.s. bertobat kepada Allah. Itulah sekilas rangkaian peristiwa luar biasa yang diabadikan di dalam Al-Quranulkarim. Dan itu juga yang menjadi dasar mengapa bulan Muharam dikatakan sebagai bulan yang mulia.

Imam Hasan Basri r.a. mengatakan bahwa bulan Muharam adalah bulan termulia setelah bulan Ramadhan. Bulan ramadhan puncak kemuliaan ada pada sepuluh hari terakhir, sedangkan bulan Muharam puncak kemuliaannya ada pada sepuluh hari awal.

Adapun amalan yang dianjurkan pada bulan Muharam adalah: bersedekah yang lebih dari biasanya. Kalau biasanya bersedekah 10 ribu untuk mengisi kotak masjid/mungkin 50 ribu pada hari Jumat, sedekah pada bulan Muharam bisa meningkat menjadi 100 ribu. Apalagi, masjid kita ini sedang dalam masa pembangunan. Tentu saja, membutuhkan biaya. Semoga pembangunan masjid FBS mendapatkan kemudahan, kelancaran, dan keberkahan dari Allah... alfatihah...

Amalan berikutnya adalah mengusap rambut kepala anak yatim. Ingat, rambut kepala!!! Bukan rambut lainnya, apalagi rambut wig/rambut pasangan. Hehehe. Kemudian, berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharam. Tidak boleh bertengkar, tawuran, bermusuhan, peperangan, atau berbuat maksiat.

RAHASIA KESUKSESAN PARA NABI

Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk meraih kesuksesan, terutama kesuksesan pada bulan Muharam. Hal ini merupakan kiat-kiat atau rahasia kesuksesan para Nabi. Allah berfirman dalam QS. Al-Anbiya: 90,

انهم كانوا يسارعون فىالخيرات ويدعوننا رغبا ورهبا وكانو لنا خاشعين.

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan-kebaikan. Mereka berdoa kepada Kami (Allah) dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.”

Pertama, para Nabi selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan-kebaikan. Di saat semua orang menyembah berhala, Nabi Ibrahimlah yang kali pertama menyembah Allah waktu itu. Di saat semua orang berbuat aniaya/pembunuhan, Nabi Isalah yang kali pertama mengejarkan kasih sayang kepada sesama. Di saat semua orang terjerumus dalam kebodohan/jahiliyah/kegelapan dalam segala bidang, Nabi Muhamadlah yang kali pertama membawa penerangan dengan cara-cara yang gemilang, super power, dan penuh dengan keteladanan. Makanya, bulan Muharam ini, mari kita segerakan berbuat kebaikan-kebaikan. Yang sudah seminar proposal, harus lebih fokus untuk persiapan Skripsi. Sehingga ada doa: semoga jurusan bahasa Inggris ada Mahasiswa yang lulus 7 semester. Insya Allah... lulus 7 semester dengan predikat terbaik se-Fakultas. Amiin. Jangan punya inisiatif, lulus kurang 7 semester, sehingga genap menjadi 14 semester. Sama-sama lulus dengan predikat tanpa ada penghormatan. DO. Sama halnya kayak aba-aba di dalam PBB: tanpa penghormatan, Bubar Barisan Jalan. Na’udzubillah...

Kedua, para Nabi berdoa dengan penuh harap dan cemas. Meskipun Nabi Muhamad SAW adalah maksum, terbebas dari dosa, Nabi Muhamad dalam sirah nabawi berdoa dengan rendah hati, penuh harap, dan merasa cemas terhadap perilaku kaumnya. Ingat, tatkala Nabi Muhamad mendekati ajal. Beliau pingsan selama setengah hari. Kemudian, siuman dan menanyakan: umatku, umatku, umatku, tiga kali. Nabi Muhamad mengatakan kepada Aisyah,”Biarkanlah aku saja yang merasakan sakitnya sakaratul amut ini dari seluruh umatku.” Betapa mulianya Rasulullah SAW. Makanya, mari kita berdoa kepada Allah dengan penuh harap dan cemas. Hari ini adalah hari Kamis. Nanti, malam jumat. Ada beberapa waktu yang dikabulkannya segala doa, antara lain: di kala bersujud, selesai shalat, dan malam jumat. Tafadhol, nanti berdoa sesuai dengan harapan-harapan njenengan... dan merasa cemaslah jika doa kita kok sulit dikabulkan. Bisa jadi karena kemaksiatan yang kita perbuat.

Ketiga, para Nabi selalu khusyuk dalam mengerjakan segala sesuatu, terutama shalat. Mari kita koreksi shalat kita. Agar khusyuk, mari belajar shalat dengan membaca rukun-rukun dan sunah-sunah qouliyah shalat dengan baik dan benar. Contoh, baca doa rukuk tiga kali, doa sujud tiga kali, dan lainnya. Lebih-lebih, bisa mendirikan shalat malam/qiyamul lail. Karena di keheningan malam itulah, kita bisa merasakan kekhusyukan dalam shalat. Kekhusyukan shalat dapat berpengaruh positif pada kuliah. Misalnya, Mahasiswa yang telat berangkatnya, telat mengumpulkan tugas-tugasnya kepada bapak Ibu Dosen, dll. bisa jadi karena kurangnya kekhusyukan dalam shalat.

Semoga, uraian singkat ini dapat memberikan tambahan ilmu kepada kita. Dan mudah-mudahan Allah memberikan hidayahnya kepada kita untuk semangat dan kuat dalam mengerjakan kebaikan-kebaikan. Amiin.

Demikian. Mohon maaf apabila ada salah kata dan salah sikap. Billahi taufiq wal hidayah...

Wasalamualaikum wr.wb


Ceramah disampaikan di Jurusan Bahasa Inggris, Unesa Kampus Lidah, Kamis (15 Desember 2011)

Tidak ada komentar: